Bagi
pendukung tim Italia, permainan di piala Eropa sangat tragis. Mungkin mood Anda
waktu itu
terpengaruh dengan hasil akhir skor Italia.
Apakah
berarti mimpi sang penjaga gawang Italia, Gianluigi
Buffon, berakhir begitu saja? Dia mengatakan, “Sebagian besar
target telah saya capai, tapi ada beberapa yang belum. Saya tak pernah tahu
apakah saya akan mencapainya. Namun, saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk
meraihnya adalah dengan menginginkan semua itu, membuatnya menjadi hidup, meski
terlihat seperti mimpi utopis (yang tak mungkin tercapai).” Tetapi, apakah tragedi
skor 0 di piala Eropa menjadi akhir dari mimpinya?
Psikologi
kekalahan adalah kecenderungan untuk lebih mencap diri kita gagal dan habis. Lalu,
kita tidak pernah belajar dari kekalahan itu. Padahal, bukankah kekalahan tadi
pagi hanyalah masalah skor? Bagaimana karier Buffon selanjutnya? Psikologi
kemenanganlah yang akan membuat dirinya meraih sukses masa depan.
Kita
menyimak sebuah pelajaran berharga dari kekalahan Italia di
piala Eropa.
Psikologi kemenangan menggugah kita melakukan beberapa langkah:
1. Merefleksi apa yang terjadi.
2. Mengambil hikmah dari
kekalahan atau kekurangan yang kita alami.
3. Melakukan perbaikan dan
peningkatan.
4. Menjaga agar “mimpi” tetap
hidup.
5. Mulai kembali, untuk meraih
keberhasilan pada kesempatan tahun depan.
Tak
setiap mimpi terwujud dengan mudah. Selalu ada-ada saja yang menghalangi.
Pertanyaannya adalah, apakah yang Anda lakukan manakala mimpi Anda belum
terlaksana?Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan jalan hidup dan destiny Anda!
No comments:
Post a Comment